Setelah wafatnya Nabi Muhammad penyebaran Islam
dilanjutkan oleh sahabat-sahabat beliau, diantaranya adalah Khalifah Khulafaur Rasyidin,
Muawiyah dan lain-lain. Maka dalam makalah kali ini kami akan memfokuskan pada
masa Khalifah Khulafaur Rasyidin.
Periode Khulafa’ur Rasyidin yang berlangsung kurang lebih 30 tahun (th. 11
H/632 M-41H/661 M) dibawah empat orang Khalifah, yaitu Abu Bakar As-Siddik,
Umar Ibn Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.
1. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (632-634 M)
Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau
keimanan , akhlak, ibadah, kesehatan ,dan lain sebagainya.
1) Pendidikan keimanan yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah
adalah Allah.
2) Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun
bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya .
3) Pendidikan ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji .
4) Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan
untuk memperkuat jasmani dan rohani. (Yunus, 1989:18)
Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini di sebut
dengan Kuttab. Kuttab merupakan pendidikan yang di bentuk setelah
masjid,selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh
orang-orang arab pada masa Abu Bakar. Dan pusat pembelajaran pada masa ini
adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para
sahabat rosul yang terdekat. Lembaga pendidikan Islam adalah masjid. Masjid di
jadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, tempat sholat
berjama’ah, membaca Al Qur’an dan lain-lain.
2. Masa Umar Bin Khattab
(13-23 H/634-644 M)
Dengan meluasnya wilayah islam meluaslah kehidupan dalam segala bidang
untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan insan yang memiliki keahlian dan
ketrampilan sehingga dalam hal ini membutuhkan pendidikan.
Jika ada di antara umat Islam ingin belajar hadist harus pergi ke Madinah,
ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat
pendidikan adalah terpusat di Madinah. Adapun pusat pendidikan selain di
Madinah adalah Mesir,Syiria,dan Basyrah
Untuk itu Umar bin khatab memerintahkan para panglima perangnya, apabila
mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai
tempat ibadah dan pendidikan. Beliau juga menerapkan pendidikan di
masjid-masjid dan pasar pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk
daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan
ajaran Islam lainnya .
Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid
sedangkan murid melingkarinya.
Karena semakin meluasnya agama Islam maka mendorong kegiatan pendidikan
Islam bertambah besar ,gairah menuntut ilmu agama islam ini yang kemudian
mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan .
Pada masalah khalifah Umar bin khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah
membaca dan menulis Al-Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama
islam yang lebih maju di banding sebelumnya, tuntutan belajar sudah tampak,
orang yang baru masuk islam dari daerah yang di taklukkan harus belajar bahasa
arab, jika ingin mengetahui tentang islam. Oleh karena itu, sudah ada
pengajaran bahasa arab pada masa ini.
Umar memerintah negara dalam keadaan stabil, ini disebabkan karena sudah di
tetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga terbentuknya pusat-pusat
pendidikan di berbagai kota yang di kembangkan. baik dari segi menulis,
membaca, ilmu bahasa dan lain-lain. Adapun sumber gaji para pendidik di
ambilkan dari daerah yang di taklukkan dan baitul mal.
3. Masa Kholifah Utsman Bin
Affan (23-35 H/644-656 M)
Pada masa kholifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak
jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa hanya melanjutkan yang
telah ada. Namun ada sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam
Kholifah Utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang ada, namun begitu
ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh bagi
pendidikan Islam, yaitu mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al qur’an.
Penyalinan ini terjadi karena adanya perselisihan dalam bacaan. berdasarkan hal
ini, kholifah Utsman memerintah kepada tim umtuk penyalinan tersebut, adapun
tim tersebut adalah Zaid bin tsabit,Abdullah bin zubair, Amar bin as dan
Abdurrahman bin harits.
Bila terjadi pertikaian bacaan, maka harus di ambil pedoman kepada dialeg
suku Quraisy, sebab Al Qur’an ini di turunkan menurut dialek mereka sesuai
dengan lisan Quraisy. Zaid bin tsabit bukanlah orang quraisy ,sedangkan
ketiganya adalah orang Quraisy.
Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini di serahkan pada umat itu
sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para
pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan
Allah.
Pada masa kholifah Utsman bin affan tidak banyak terjadi perkembangan kalau
di bandingkan dengan masa kekhalifahan Umar bin Khattab, sebab pada masa
kholifah Utsman urusan pendidikan di serahkan pada rakyat. Dan apabila di lihat
dari segi kondisi pemerintahan Utsman banyak timbul pergolakan dalam masyarakat
sebagai akibat ketidak senangan mereka terhadap kebijakan Utsman yang
mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.
4. Masa Khalifah Ali Bin
Abi Thalib (35-40 H/656-661m)
Ali adalah khalifah ke empat setelah Utsman bin Affan pada pemerintahannya
sudah diguncang peperangan dengan Aisyah( istri nabi ) beserta Thalhah dan
Abdullah bin Zubair karena kesalah pahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap
Islam yang disebut dengan perang jamal ( unta) karna aisyah menggunakan unta
.setelah berhasil mengatasi pemberontakan aisyah muncul pemberontakan lain
sehingga pada masa pemerintahan ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan
ketentraman .
Mu’awiyah sebagai gubernur di Damaskus memberontak untuk mengulingkan
kekuasaan Ali, peperangan ini disebut dengan peperangan siffin karna terjadi di
siffin. Sehingga dimasa Ali berkuasa pemerintahnya tidak stabil dan
kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan . Pada saat itu Ali
tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya
ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyaarakat islam. Dengan
demikian pola pendidikan pada masa khulafaur rasidin tidak jauh berbeda dengan
masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran islam yang
bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
Pusat-pusat pendidikan pada masa khulafaur rasyidin antara lain:
1.
Mekkah, guru pertama di makkah adalah
Mu’ad bin jabal yang menggajarkan al-qur’an dan fiqih .
2.
Madinah,sahabat yang terkenal antara lain
Abu Bakar ,Ustman Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib dan sahabat – sahabat lain .
3.
Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara
lain Abu Musa Al-Asy’ary beliau adalah ahli fiqih dan al-qur’an .
4.
Mesir ,sahabat yang pertama kali
mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah Abdullah Bin Amru Bin Ash
beliau adalah seorang ahli hadist
5.
Kuffah ,sahabat yang termasyhur disini
adalah Ali Bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Mas’ud .Abdullah Bin Mas’ud
mengajarkan Al-Qur’an beliau ahli tafsir ,hadist dan fiqih .
KESIMPULAN
1.
Pola pendidikan pada masa Khulafaur
rasidin tidak jauh berbeda dengan masa nabi yang menekan pada pengajaran baca
tulis dan ajaran ajaran Islam yang bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
2.
Pada masa kholifah Umar Bin Khattab
sedikit lebih meningkat, para pengajar sudah digaji yang diambilkan dari
baitulmal dan banyak daerah yang ditaklukkan.
3.
Pada masa Utsman Bin Affan pendidikan
tidak terpacu di Madinah saja, sebab para pengajar sudah diperbolehkan memilih
tempat yang disukai kemudian mengembangkan keilmuannya di daerah tersebut.
4.
Pada masa kholifah Ali Bin Abi Thalib
tidak mengalami perubahan sebab pada masa ini banyak terjadi pemberontakan,
sehingga kholifah Ali tidak sempat memikirkan pendidikan di negaranya.
5.
Di antara pusat-pusat pendidikan pada masa
Khulafaur rasidin adalah Mekkah, Madinah, Mesir, Kuffah, dan Basrah.
Daftar Pustaka
Mahmud Yunus ,Sejarah Pendidikan Islam ,(Jakkarta
:Hidayakarya Agung ,1989)
Hanun Asrohah ,Sejarah Peradapan Islam ,(Jakarta:Wacana Ilmu
,2001)36Pendidikan
pada masa Khuafaur Rasyidin
Setelah wafatnya Nabi Muhammad penyebaran Islam
dilanjutkan oleh sahabat-sahabat beliau, diantaranya adalah Khalifah Khulafaur Rasyidin,
Muawiyah dan lain-lain. Maka dalam makalah kali ini kami akan memfokuskan pada
masa Khalifah Khulafaur Rasyidin.
Periode Khulafa’ur Rasyidin yang berlangsung kurang lebih 30 tahun (th. 11
H/632 M-41H/661 M) dibawah empat orang Khalifah, yaitu Abu Bakar As-Siddik,
Umar Ibn Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.
1. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (632-634 M)
Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau
keimanan , akhlak, ibadah, kesehatan ,dan lain sebagainya.
1) Pendidikan keimanan yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah
adalah Allah.
2) Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun
bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya .
3) Pendidikan ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji .
4) Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan
untuk memperkuat jasmani dan rohani. (Yunus, 1989:18)
Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini di sebut
dengan Kuttab. Kuttab merupakan pendidikan yang di bentuk setelah
masjid,selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh
orang-orang arab pada masa Abu Bakar. Dan pusat pembelajaran pada masa ini
adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para
sahabat rosul yang terdekat. Lembaga pendidikan Islam adalah masjid. Masjid di
jadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, tempat sholat
berjama’ah, membaca Al Qur’an dan lain-lain.
2. Masa Umar Bin Khattab
(13-23 H/634-644 M)
Dengan meluasnya wilayah islam meluaslah kehidupan dalam segala bidang
untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan insan yang memiliki keahlian dan
ketrampilan sehingga dalam hal ini membutuhkan pendidikan.
Jika ada di antara umat Islam ingin belajar hadist harus pergi ke Madinah,
ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat
pendidikan adalah terpusat di Madinah. Adapun pusat pendidikan selain di
Madinah adalah Mesir,Syiria,dan Basyrah
Untuk itu Umar bin khatab memerintahkan para panglima perangnya, apabila
mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai
tempat ibadah dan pendidikan. Beliau juga menerapkan pendidikan di
masjid-masjid dan pasar pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk
daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan
ajaran Islam lainnya .
Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid
sedangkan murid melingkarinya.
Karena semakin meluasnya agama Islam maka mendorong kegiatan pendidikan
Islam bertambah besar ,gairah menuntut ilmu agama islam ini yang kemudian
mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan .
Pada masalah khalifah Umar bin khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah
membaca dan menulis Al-Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama
islam yang lebih maju di banding sebelumnya, tuntutan belajar sudah tampak,
orang yang baru masuk islam dari daerah yang di taklukkan harus belajar bahasa
arab, jika ingin mengetahui tentang islam. Oleh karena itu, sudah ada
pengajaran bahasa arab pada masa ini.
Umar memerintah negara dalam keadaan stabil, ini disebabkan karena sudah di
tetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga terbentuknya pusat-pusat
pendidikan di berbagai kota yang di kembangkan. baik dari segi menulis,
membaca, ilmu bahasa dan lain-lain. Adapun sumber gaji para pendidik di
ambilkan dari daerah yang di taklukkan dan baitul mal.
3. Masa Kholifah Utsman Bin
Affan (23-35 H/644-656 M)
Pada masa kholifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak
jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa hanya melanjutkan yang
telah ada. Namun ada sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam
Kholifah Utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang ada, namun begitu
ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh bagi
pendidikan Islam, yaitu mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al qur’an.
Penyalinan ini terjadi karena adanya perselisihan dalam bacaan. berdasarkan hal
ini, kholifah Utsman memerintah kepada tim umtuk penyalinan tersebut, adapun
tim tersebut adalah Zaid bin tsabit,Abdullah bin zubair, Amar bin as dan
Abdurrahman bin harits.
Bila terjadi pertikaian bacaan, maka harus di ambil pedoman kepada dialeg
suku Quraisy, sebab Al Qur’an ini di turunkan menurut dialek mereka sesuai
dengan lisan Quraisy. Zaid bin tsabit bukanlah orang quraisy ,sedangkan
ketiganya adalah orang Quraisy.
Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini di serahkan pada umat itu
sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para
pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan
Allah.
Pada masa kholifah Utsman bin affan tidak banyak terjadi perkembangan kalau
di bandingkan dengan masa kekhalifahan Umar bin Khattab, sebab pada masa
kholifah Utsman urusan pendidikan di serahkan pada rakyat. Dan apabila di lihat
dari segi kondisi pemerintahan Utsman banyak timbul pergolakan dalam masyarakat
sebagai akibat ketidak senangan mereka terhadap kebijakan Utsman yang
mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.
4. Masa Khalifah Ali Bin
Abi Thalib (35-40 H/656-661m)
Ali adalah khalifah ke empat setelah Utsman bin Affan pada pemerintahannya
sudah diguncang peperangan dengan Aisyah( istri nabi ) beserta Thalhah dan
Abdullah bin Zubair karena kesalah pahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap
Islam yang disebut dengan perang jamal ( unta) karna aisyah menggunakan unta
.setelah berhasil mengatasi pemberontakan aisyah muncul pemberontakan lain
sehingga pada masa pemerintahan ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan
ketentraman .
Mu’awiyah sebagai gubernur di Damaskus memberontak untuk mengulingkan
kekuasaan Ali, peperangan ini disebut dengan peperangan siffin karna terjadi di
siffin. Sehingga dimasa Ali berkuasa pemerintahnya tidak stabil dan
kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan . Pada saat itu Ali
tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya
ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyaarakat islam. Dengan
demikian pola pendidikan pada masa khulafaur rasidin tidak jauh berbeda dengan
masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran islam yang
bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
Pusat-pusat pendidikan pada masa khulafaur rasyidin antara lain:
1.
Mekkah, guru pertama di makkah adalah
Mu’ad bin jabal yang menggajarkan al-qur’an dan fiqih .
2.
Madinah,sahabat yang terkenal antara lain
Abu Bakar ,Ustman Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib dan sahabat – sahabat lain .
3.
Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara
lain Abu Musa Al-Asy’ary beliau adalah ahli fiqih dan al-qur’an .
4.
Mesir ,sahabat yang pertama kali
mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah Abdullah Bin Amru Bin Ash
beliau adalah seorang ahli hadist
5.
Kuffah ,sahabat yang termasyhur disini
adalah Ali Bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Mas’ud .Abdullah Bin Mas’ud
mengajarkan Al-Qur’an beliau ahli tafsir ,hadist dan fiqih .
KESIMPULAN
1.
Pola pendidikan pada masa Khulafaur
rasidin tidak jauh berbeda dengan masa nabi yang menekan pada pengajaran baca
tulis dan ajaran ajaran Islam yang bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
2.
Pada masa kholifah Umar Bin Khattab
sedikit lebih meningkat, para pengajar sudah digaji yang diambilkan dari
baitulmal dan banyak daerah yang ditaklukkan.
3.
Pada masa Utsman Bin Affan pendidikan
tidak terpacu di Madinah saja, sebab para pengajar sudah diperbolehkan memilih
tempat yang disukai kemudian mengembangkan keilmuannya di daerah tersebut.
4.
Pada masa kholifah Ali Bin Abi Thalib
tidak mengalami perubahan sebab pada masa ini banyak terjadi pemberontakan,
sehingga kholifah Ali tidak sempat memikirkan pendidikan di negaranya.
5.
Di antara pusat-pusat pendidikan pada masa
Khulafaur rasidin adalah Mekkah, Madinah, Mesir, Kuffah, dan Basrah.
Daftar Pustaka
Mahmud Yunus ,Sejarah Pendidikan Islam ,(Jakkarta
:Hidayakarya Agung ,1989)
Hanun Asrohah ,Sejarah Peradapan Islam ,(Jakarta:Wacana Ilmu
,2001)36Pendidikan
pada masa Khuafaur Rasyidin
Setelah wafatnya Nabi Muhammad penyebaran Islam
dilanjutkan oleh sahabat-sahabat beliau, diantaranya adalah Khalifah Khulafaur Rasyidin,
Muawiyah dan lain-lain. Maka dalam makalah kali ini kami akan memfokuskan pada
masa Khalifah Khulafaur Rasyidin.
Periode Khulafa’ur Rasyidin yang berlangsung kurang lebih 30 tahun (th. 11
H/632 M-41H/661 M) dibawah empat orang Khalifah, yaitu Abu Bakar As-Siddik,
Umar Ibn Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.
1. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (632-634 M)
Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau
keimanan , akhlak, ibadah, kesehatan ,dan lain sebagainya.
1) Pendidikan keimanan yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah
adalah Allah.
2) Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun
bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya .
3) Pendidikan ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji .
4) Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan
untuk memperkuat jasmani dan rohani. (Yunus, 1989:18)
Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini di sebut
dengan Kuttab. Kuttab merupakan pendidikan yang di bentuk setelah
masjid,selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh
orang-orang arab pada masa Abu Bakar. Dan pusat pembelajaran pada masa ini
adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para
sahabat rosul yang terdekat. Lembaga pendidikan Islam adalah masjid. Masjid di
jadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, tempat sholat
berjama’ah, membaca Al Qur’an dan lain-lain.
2. Masa Umar Bin Khattab
(13-23 H/634-644 M)
Dengan meluasnya wilayah islam meluaslah kehidupan dalam segala bidang
untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan insan yang memiliki keahlian dan
ketrampilan sehingga dalam hal ini membutuhkan pendidikan.
Jika ada di antara umat Islam ingin belajar hadist harus pergi ke Madinah,
ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat
pendidikan adalah terpusat di Madinah. Adapun pusat pendidikan selain di
Madinah adalah Mesir,Syiria,dan Basyrah
Untuk itu Umar bin khatab memerintahkan para panglima perangnya, apabila
mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai
tempat ibadah dan pendidikan. Beliau juga menerapkan pendidikan di
masjid-masjid dan pasar pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk
daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan
ajaran Islam lainnya .
Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid
sedangkan murid melingkarinya.
Karena semakin meluasnya agama Islam maka mendorong kegiatan pendidikan
Islam bertambah besar ,gairah menuntut ilmu agama islam ini yang kemudian
mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan .
Pada masalah khalifah Umar bin khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah
membaca dan menulis Al-Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama
islam yang lebih maju di banding sebelumnya, tuntutan belajar sudah tampak,
orang yang baru masuk islam dari daerah yang di taklukkan harus belajar bahasa
arab, jika ingin mengetahui tentang islam. Oleh karena itu, sudah ada
pengajaran bahasa arab pada masa ini.
Umar memerintah negara dalam keadaan stabil, ini disebabkan karena sudah di
tetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga terbentuknya pusat-pusat
pendidikan di berbagai kota yang di kembangkan. baik dari segi menulis,
membaca, ilmu bahasa dan lain-lain. Adapun sumber gaji para pendidik di
ambilkan dari daerah yang di taklukkan dan baitul mal.
3. Masa Kholifah Utsman Bin
Affan (23-35 H/644-656 M)
Pada masa kholifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak
jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa hanya melanjutkan yang
telah ada. Namun ada sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam
Kholifah Utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang ada, namun begitu
ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh bagi
pendidikan Islam, yaitu mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al qur’an.
Penyalinan ini terjadi karena adanya perselisihan dalam bacaan. berdasarkan hal
ini, kholifah Utsman memerintah kepada tim umtuk penyalinan tersebut, adapun
tim tersebut adalah Zaid bin tsabit,Abdullah bin zubair, Amar bin as dan
Abdurrahman bin harits.
Bila terjadi pertikaian bacaan, maka harus di ambil pedoman kepada dialeg
suku Quraisy, sebab Al Qur’an ini di turunkan menurut dialek mereka sesuai
dengan lisan Quraisy. Zaid bin tsabit bukanlah orang quraisy ,sedangkan
ketiganya adalah orang Quraisy.
Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini di serahkan pada umat itu
sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para
pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan
Allah.
Pada masa kholifah Utsman bin affan tidak banyak terjadi perkembangan kalau
di bandingkan dengan masa kekhalifahan Umar bin Khattab, sebab pada masa
kholifah Utsman urusan pendidikan di serahkan pada rakyat. Dan apabila di lihat
dari segi kondisi pemerintahan Utsman banyak timbul pergolakan dalam masyarakat
sebagai akibat ketidak senangan mereka terhadap kebijakan Utsman yang
mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.
4. Masa Khalifah Ali Bin
Abi Thalib (35-40 H/656-661m)
Ali adalah khalifah ke empat setelah Utsman bin Affan pada pemerintahannya
sudah diguncang peperangan dengan Aisyah( istri nabi ) beserta Thalhah dan
Abdullah bin Zubair karena kesalah pahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap
Islam yang disebut dengan perang jamal ( unta) karna aisyah menggunakan unta
.setelah berhasil mengatasi pemberontakan aisyah muncul pemberontakan lain
sehingga pada masa pemerintahan ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan
ketentraman .
Mu’awiyah sebagai gubernur di Damaskus memberontak untuk mengulingkan
kekuasaan Ali, peperangan ini disebut dengan peperangan siffin karna terjadi di
siffin. Sehingga dimasa Ali berkuasa pemerintahnya tidak stabil dan
kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan . Pada saat itu Ali
tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya
ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyaarakat islam. Dengan
demikian pola pendidikan pada masa khulafaur rasidin tidak jauh berbeda dengan
masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran islam yang
bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
Pusat-pusat pendidikan pada masa khulafaur rasyidin antara lain:
1.
Mekkah, guru pertama di makkah adalah
Mu’ad bin jabal yang menggajarkan al-qur’an dan fiqih .
2.
Madinah,sahabat yang terkenal antara lain
Abu Bakar ,Ustman Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib dan sahabat – sahabat lain .
3.
Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara
lain Abu Musa Al-Asy’ary beliau adalah ahli fiqih dan al-qur’an .
4.
Mesir ,sahabat yang pertama kali
mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah Abdullah Bin Amru Bin Ash
beliau adalah seorang ahli hadist
5.
Kuffah ,sahabat yang termasyhur disini
adalah Ali Bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Mas’ud .Abdullah Bin Mas’ud
mengajarkan Al-Qur’an beliau ahli tafsir ,hadist dan fiqih .
KESIMPULAN
1.
Pola pendidikan pada masa Khulafaur
rasidin tidak jauh berbeda dengan masa nabi yang menekan pada pengajaran baca
tulis dan ajaran ajaran Islam yang bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
2.
Pada masa kholifah Umar Bin Khattab
sedikit lebih meningkat, para pengajar sudah digaji yang diambilkan dari
baitulmal dan banyak daerah yang ditaklukkan.
3.
Pada masa Utsman Bin Affan pendidikan
tidak terpacu di Madinah saja, sebab para pengajar sudah diperbolehkan memilih
tempat yang disukai kemudian mengembangkan keilmuannya di daerah tersebut.
4.
Pada masa kholifah Ali Bin Abi Thalib
tidak mengalami perubahan sebab pada masa ini banyak terjadi pemberontakan,
sehingga kholifah Ali tidak sempat memikirkan pendidikan di negaranya.
5.
Di antara pusat-pusat pendidikan pada masa
Khulafaur rasidin adalah Mekkah, Madinah, Mesir, Kuffah, dan Basrah.
Daftar Pustaka
Mahmud Yunus ,Sejarah Pendidikan Islam ,(Jakkarta
:Hidayakarya Agung ,1989)
Hanun Asrohah ,Sejarah Peradapan Islam ,(Jakarta:Wacana Ilmu
,2001)36Pendidikan
pada masa Khuafaur Rasyidin
Setelah wafatnya Nabi Muhammad penyebaran Islam
dilanjutkan oleh sahabat-sahabat beliau, diantaranya adalah Khalifah Khulafaur Rasyidin,
Muawiyah dan lain-lain. Maka dalam makalah kali ini kami akan memfokuskan pada
masa Khalifah Khulafaur Rasyidin.
Periode Khulafa’ur Rasyidin yang berlangsung kurang lebih 30 tahun (th. 11
H/632 M-41H/661 M) dibawah empat orang Khalifah, yaitu Abu Bakar As-Siddik,
Umar Ibn Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.
1. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (632-634 M)
Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau
keimanan , akhlak, ibadah, kesehatan ,dan lain sebagainya.
1) Pendidikan keimanan yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah
adalah Allah.
2) Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun
bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya .
3) Pendidikan ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji .
4) Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan
untuk memperkuat jasmani dan rohani. (Yunus, 1989:18)
Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini di sebut
dengan Kuttab. Kuttab merupakan pendidikan yang di bentuk setelah
masjid,selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh
orang-orang arab pada masa Abu Bakar. Dan pusat pembelajaran pada masa ini
adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para
sahabat rosul yang terdekat. Lembaga pendidikan Islam adalah masjid. Masjid di
jadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, tempat sholat
berjama’ah, membaca Al Qur’an dan lain-lain.
2. Masa Umar Bin Khattab
(13-23 H/634-644 M)
Dengan meluasnya wilayah islam meluaslah kehidupan dalam segala bidang
untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan insan yang memiliki keahlian dan
ketrampilan sehingga dalam hal ini membutuhkan pendidikan.
Jika ada di antara umat Islam ingin belajar hadist harus pergi ke Madinah,
ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat
pendidikan adalah terpusat di Madinah. Adapun pusat pendidikan selain di
Madinah adalah Mesir,Syiria,dan Basyrah
Untuk itu Umar bin khatab memerintahkan para panglima perangnya, apabila
mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai
tempat ibadah dan pendidikan. Beliau juga menerapkan pendidikan di
masjid-masjid dan pasar pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk
daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan
ajaran Islam lainnya .
Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid
sedangkan murid melingkarinya.
Karena semakin meluasnya agama Islam maka mendorong kegiatan pendidikan
Islam bertambah besar ,gairah menuntut ilmu agama islam ini yang kemudian
mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan .
Pada masalah khalifah Umar bin khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah
membaca dan menulis Al-Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama
islam yang lebih maju di banding sebelumnya, tuntutan belajar sudah tampak,
orang yang baru masuk islam dari daerah yang di taklukkan harus belajar bahasa
arab, jika ingin mengetahui tentang islam. Oleh karena itu, sudah ada
pengajaran bahasa arab pada masa ini.
Umar memerintah negara dalam keadaan stabil, ini disebabkan karena sudah di
tetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga terbentuknya pusat-pusat
pendidikan di berbagai kota yang di kembangkan. baik dari segi menulis,
membaca, ilmu bahasa dan lain-lain. Adapun sumber gaji para pendidik di
ambilkan dari daerah yang di taklukkan dan baitul mal.
3. Masa Kholifah Utsman Bin
Affan (23-35 H/644-656 M)
Pada masa kholifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak
jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa hanya melanjutkan yang
telah ada. Namun ada sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam
Kholifah Utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang ada, namun begitu
ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh bagi
pendidikan Islam, yaitu mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al qur’an.
Penyalinan ini terjadi karena adanya perselisihan dalam bacaan. berdasarkan hal
ini, kholifah Utsman memerintah kepada tim umtuk penyalinan tersebut, adapun
tim tersebut adalah Zaid bin tsabit,Abdullah bin zubair, Amar bin as dan
Abdurrahman bin harits.
Bila terjadi pertikaian bacaan, maka harus di ambil pedoman kepada dialeg
suku Quraisy, sebab Al Qur’an ini di turunkan menurut dialek mereka sesuai
dengan lisan Quraisy. Zaid bin tsabit bukanlah orang quraisy ,sedangkan
ketiganya adalah orang Quraisy.
Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini di serahkan pada umat itu
sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para
pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan
Allah.
Pada masa kholifah Utsman bin affan tidak banyak terjadi perkembangan kalau
di bandingkan dengan masa kekhalifahan Umar bin Khattab, sebab pada masa
kholifah Utsman urusan pendidikan di serahkan pada rakyat. Dan apabila di lihat
dari segi kondisi pemerintahan Utsman banyak timbul pergolakan dalam masyarakat
sebagai akibat ketidak senangan mereka terhadap kebijakan Utsman yang
mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.
4. Masa Khalifah Ali Bin
Abi Thalib (35-40 H/656-661m)
Ali adalah khalifah ke empat setelah Utsman bin Affan pada pemerintahannya
sudah diguncang peperangan dengan Aisyah( istri nabi ) beserta Thalhah dan
Abdullah bin Zubair karena kesalah pahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap
Islam yang disebut dengan perang jamal ( unta) karna aisyah menggunakan unta
.setelah berhasil mengatasi pemberontakan aisyah muncul pemberontakan lain
sehingga pada masa pemerintahan ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan
ketentraman .
Mu’awiyah sebagai gubernur di Damaskus memberontak untuk mengulingkan
kekuasaan Ali, peperangan ini disebut dengan peperangan siffin karna terjadi di
siffin. Sehingga dimasa Ali berkuasa pemerintahnya tidak stabil dan
kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan . Pada saat itu Ali
tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya
ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyaarakat islam. Dengan
demikian pola pendidikan pada masa khulafaur rasidin tidak jauh berbeda dengan
masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran islam yang
bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
Pusat-pusat pendidikan pada masa khulafaur rasyidin antara lain:
1.
Mekkah, guru pertama di makkah adalah
Mu’ad bin jabal yang menggajarkan al-qur’an dan fiqih .
2.
Madinah,sahabat yang terkenal antara lain
Abu Bakar ,Ustman Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib dan sahabat – sahabat lain .
3.
Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara
lain Abu Musa Al-Asy’ary beliau adalah ahli fiqih dan al-qur’an .
4.
Mesir ,sahabat yang pertama kali
mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah Abdullah Bin Amru Bin Ash
beliau adalah seorang ahli hadist
5.
Kuffah ,sahabat yang termasyhur disini
adalah Ali Bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Mas’ud .Abdullah Bin Mas’ud
mengajarkan Al-Qur’an beliau ahli tafsir ,hadist dan fiqih .
KESIMPULAN
1.
Pola pendidikan pada masa Khulafaur
rasidin tidak jauh berbeda dengan masa nabi yang menekan pada pengajaran baca
tulis dan ajaran ajaran Islam yang bersumber pada Alqur’an dan Hadist Nabi .
2.
Pada masa kholifah Umar Bin Khattab
sedikit lebih meningkat, para pengajar sudah digaji yang diambilkan dari
baitulmal dan banyak daerah yang ditaklukkan.
3.
Pada masa Utsman Bin Affan pendidikan
tidak terpacu di Madinah saja, sebab para pengajar sudah diperbolehkan memilih
tempat yang disukai kemudian mengembangkan keilmuannya di daerah tersebut.
4.
Pada masa kholifah Ali Bin Abi Thalib
tidak mengalami perubahan sebab pada masa ini banyak terjadi pemberontakan,
sehingga kholifah Ali tidak sempat memikirkan pendidikan di negaranya.
5.
Di antara pusat-pusat pendidikan pada masa
Khulafaur rasidin adalah Mekkah, Madinah, Mesir, Kuffah, dan Basrah.
Daftar Pustaka
Mahmud Yunus ,Sejarah Pendidikan Islam ,(Jakkarta
:Hidayakarya Agung ,1989)
Hanun Asrohah ,Sejarah Peradapan Islam ,(Jakarta:Wacana Ilmu
,2001)36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar